Irama pada puisi yang dilagukan umumnya cenderung monoton. Produksi nada umumnya adalah staccato, dengan nada-nada pendek dan terputus-putus. Ini tidak saatnya lagi. Jangan ragu melagukan puisi dalam irama rock atau dangdut sekalipun, jika memang teks puisi memiliki peluang untuk itu.
Penutup; Solusi Akhir
Musikalisasi puisi sendiri hingga hari ini belumlah merupakan sebuah alat atau metode apresiasi karya sastra. Dia sebagaimana juga dramatisasi puisi merupakan kegiatan yang bersifat kreatif dan inovatof, sebagai ungkapan kita dalam mengeksresikan sebuah karya sastra secara bebas. Sebagai perbandingan, parafrase puisi pada awal-awalnya pun adalah sebuah teknik kreatif untuk memahami puisi, namun saat ini telah diterima sebagai metode atau teknik apresiasi yang fixed.
Namun, dalam sebuah kegiatan khusus, dalam lomba misalnya, perbedaan ini akan jadi konflik jika tidak terjembatani.
Dalam lomba musikalisasi puisi, perbedaan persepsi tentang musikalisasi wajib dipahami oleh panitia atau penyelenggara lomba, sehingga tidak total menyerahkannya saja kepada otoritas dewan juri, yang tentu memiliki persepsi sendiri apa itu musikalisasi puisi. Penentuan kriteria yang jelas tentang konsep musikalisasi puisi yang dipakai dapat meminimalisasikan konflik yang akan timbul. Penjelasan ini dapat dilakukan dalam pertemuan-teknis yang dilakukan beberapa hari menjelang lomba.
Jangan memberikan kesempatan kepada peserta lomba untuk menafsir kriteria lomba! Fakta, selain kriteria tertulis sendiri yang sering kabur dan multi-tafsir, bahwa dalam pertemuan-teknis (technical meeting) sebelum lomba, lazim yang dilakukan oleh panitia hanyalah penentuan nomor urut tampil, langka ditemui dalam pertemuan teknis, panitia beserta dewan juri memberikan penjelasan tentang kriteria yang akan dipergunakan.
KEPUSTAKAAN
Aminuddin. 1991. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru.
Depdiknas. 2005. Materi Pelatihan Terintegrasi Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Depdiknas.
http://www.jurnalnasional.com/artikel/.... sjifa amori: bukan lirik konvensional.
http://www.minggupagi.com/print.php?sid=93970.... sri wintala ahmad: festival musik puisi lagi untuk 2005? siapa penyelenggaranya?
Jamalus dan Hamzah Busroh. 1992. Pendidikan Kesenian. Jakarta: Depdikbud, Dirjen Dikti, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Nurhadi (ed.). 1987. Kapita Selekta Kajian Bahasa, Sastra dan Pengajarannya. Malang: IKIP Malang.
Selden, Raman. 1991. Panduan Pembaca Teori Sastra Masa Kini. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Soewandi, Emong. 2007. Menuju Proses Kreativitas Penyair Bengkulu. Makalah untuk Simposium Sastra Sumatera, Desember 2007, Pekanbaru – Riau.
(Sumber: www.puitika.net (Raidu Sajjid 07.06.2008)
Tulisan ini cukup panjang sehingga dibagi menjadi bebebrapa bagian yang meliputi :
- Musikalisasi Puisi bag 1 : Definisi yang Tak-Terdefinisikan
- Musikalisasi Puisi bag 2 : Mengapa musikalisasi puisi tidak terdefinisikan? Dan mengapa pula istilah itu sering ditolak?
- Musikalisasi Puisi bag 3 : Pengertian Musik; Musik Tidak Identik dengan Lagu
- Musikalisasi Puisi bag 4 : Musik dalam Puisi: Irama, Rima dan Ragam Bunyi Sebagai Unsur Musik dalam Puisi
- Musikalisasi Puisi bag 6 : Hakikat Puisi adalah Pembacaan; Keterbatasan Musikalisasi Puisi
- Musikalisasi Puisi bag 7 : Membaca Puisi Diiringi Alat Musik Bukan Musikalisasi Puisi
- Musikalisasi Puisi bag 8 : Lagu-lagu Ebiet G. Ade sebagai Contoh
- Musikalisasi Puisi bag 9 : Monotonitas Irama
- Musikalisasi Puisi bag 10 : Penutup; Solusi Akhir
- Pengertian Puisi
- Fungsi Puisi
- Jenis-Jenis Puisi
- Lima Tahap Proses Penulisan Puisi
- Menulis Puisi Itu Gampang?
- Cara Membaca Puisi
- Kredo Puisi
- Musikalisasi Puisi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar