Sabtu, 19 September 2009

Di Atas Runtuhan Kota Malaka

Di atas runtuhan Melaka lama
Penyair termenung seorang diri
Ingat Melayu kala jayanya
Pusat kebesaran nenek bahari

Di atas munggu yang ketinggian
Penyair duduk termenung seorang
Jauh pandangku ke pantai sana
Ombak memecah di atas karang

Awan berarak mentilau bernyanyi
Murai berkicau bayu merayu
Kenang melayang ke alam sunyi
Teringat zaman yang lama lalu

Sunyi dan sepi, hening dan lingau
Melambai sukma melenyai tulang
Arwah Hang Tuah rasa menghimbau
Menyeru umat tunduk ke Tuhan

Di sini dahulu alat kebesaran
Adapt resam teguh berdiri
Duduk semayam Yang Dipertuan
Melimpahkan hukum segenap negeri

Di sini dahulu Laksamana Hang Tuah
Satria moyang Melayu jati
Jaya perkasa, gagah dan mewah
‘Tidak Melayu hilang di bumi’

Di sini dahulu paying terkembang
Megah Bendahara Seri Maharaja
Bendahara yang cerdik tumpuan dagang
Lubuk budi laut bicara

Penyair menghadap ke laut lepas
Selat Melaka tenang terbentang
Awan berarak riak menghempas
Mentari turun rembanglah petang

Wahai tuan Selat Melaka
Mengapa tuan berdiam diri?
Tidakkah tahu untung hamba
Hamba musafir datang ke mari

Di mana Daulat Yang Dipertuan
Mana Hang Tuah, mana Hang Jebat
Mana Bendahara johan pahlawan
Bukankah jelas di dalam babad

Namanya tetap jadi sebutan
Bekasnya hilang payah mencari
Sedikit penyair bertemu kesan
Musnah dalam gulungan hari

Mengapa ini bekas yang tinggal
Umat yang lemah terkatung-katung
Hidup menumpang tanah terjual
Larat wahai larat dipukul untung

Adakah ini bekas peninggalan
Belahan diriku umat Melayu
Lemah dan lungai tiada karuan
Laksana bunga terkulai layu

Jauh di darat penyair melihat
Gunung Ledang duduk termangu
Tinggi menjulang hijau dan dahsyat
Hiasan hikayat nenekku dahulu

Di dalam kuasyik merenung gunung
Di dalam kemilau panas kan petang
Tengah khayal dirundung menung
Rasanya ada orang yang datang

Penyair hanya duduk sendiri
Tapi keliling rasanya ramai
Bulu romaku rasa berdiri
Berubah warna alam yang permai

Ada rasanya bisikan sayu
Hembusan angina di Gunung Ledang
Entah puteri datang merayu
Padahal beta bukan meminang

Bukanlah hamba Sultan Melaka
Jambatan emas tak ada padaku
Kekayaanku hanya syair seloka
Hanya nyanyian untuk bangsaku

Justeru terdengar puteri berkata
Suaranya halus masuk ke sukma
Maksudmu tuan sudahlah nyata
Hendak mengenang riwayat yang lama

Bukan kuminta jambatan emas
Tapi nasihat hendak kuberi
Kenang-kenangan zaman yang lepas
Iktibar cucu kemudian hari

Sebelum engkau mengambil simpulan
Sebelum Portugis engkau kutuki
Inggeris Belanda engkau cemarkan
Ketahui dahulu salah sendiri

Sultan Mahmud Shah mula pertama
Meminang diriku ke Gunung Ledang
Segala pintaku baginda terima
Darah semangkuk takut menuang

Adakan cita akan tercapai
Adakan hasil yang diingini
Jika berbalik sebelum sampai
Mengorbankan darah tiada berani

Apalah daya Datuk Bendahara
Jikalau Sultan hanya tualang
Memikir diri seorang sahaja
Tidak mengingat rakyat yang malang

Sultan Ahmad Shah apalah akalnya
Walaupun baginda inginkan syahid
Mualim Makhdum lemah imannya
‘Di sini bukan tempat Tauhid’

Bendahara Tua Paduka Raja
Walaupun ingin mati berjuang
Bersama hilang dengan Melaka
Anak cucunya hendak lari pulang

Berapa pula penjual negeri
Mengharap emas perak bertimba
Untuk keuntungan diri sendiri
Biarlah bangsa menjadi hamba

Ini sebabnya umat akan jatuh
Baik dahulu atau sekarang
Inilah sebab kakinya lumpuh
Menjadi budak belian orang

Sakitnya bangsa bukan di luar
Tetapi terhunjam di dalam nyawa
Walau diubat walau ditawar
Semangat hancur apalah daya

Janjian Tuhan sudah tajalli
Mulialah umat yang teguh iman
Allah tak pernah mungkirkan janji
Tarikh riwayat jadi pedoman

Tidaklah Allah mengubah untung
Suatu kaum dalam dunia
Jika hanya duduk terkatung
Berpeluk lutut berputus asa

Malang dan mujur nasibnya bangsa
Turun dan naik silih berganti
Terhenyak lemah naik perkasa
Bergantung atas usaha sendiri

Riwayat yang lama tutuplah sudah
Apalah guna lama terharu
Baik berhenti bermenung gundah
Sekarang dibuka lembaran baru

Habis sudah madahnya puteri
Ia pun ghaib capal pun hilang
Tinggal penyair seorang diri
Di hadapan cahaya jelas membentang

Pantai Melaka kulihat riang
Nampaklah ombak kejar-mengejar
Bangunlah Tuan belahanku saying
Seluruh Timur sudahlah besar

Bercermin pada sejarah moyang
Kita sekarang mengubah nasib
Di zaman susah atau pun riang
Tolong tetap dari Yang Ghaib

Bangunlah kasih, umat Melayu
Belahan asal satu turunan
Bercampur darah dari dahulu
Persamaan nasib jadi kenangan

Semangat yang lemah dibuang jauh
Jiwa yang kecil kita besarkan
Yakin percaya, iman pun teguh
Zaman hadapan, penuh harapan

Bukanlah kecil golongan tuan
Tujuh puluh juta Indonesia
Bukan sedikit kita berteman
Sudahlah bangun bumi Asia

Kutarik nafas, kukumpul ingatan
Aku pun tegak dari renungku
Jalan yang jauh aku teruskan
Melukis riwayat sifat hidupku

Kota Melaka tinggallah sayang
Beta nak balik ke Pulau Percha
Walau terpisah engkau sekarang
Lambat launnya kembali pula
Walaupun luas watan terbentang
Danau Maninjau terkenang jua

~ Hamka

Puisi Seadanya Mengenai Kepala - Emha Ainun Nadjib

Puisi ini ditulis oleh penyairnya dengan bahasa yang diusahakan sangat seadanya, yang kira-kira bisa dipahami oleh setiap anak yang baru mengenal sejumlah kata-kata, sebab penyair itu merasa begitu ketakutan bahwa kematiannya akan menjadi sempurna jika ternyata tak seorangpun memahami kata-katanya.

Jangan salah sangka. Ia takut bukan karena kawatir akan kehilangan kepala, melainkan justru ia sangat mendambakan betapa bahagianya kalau pada suatu hari ia kehilangan kepala. Masalahnya - terus terang saja - kepala itu sudah bertengger di atas lehernya hampir tigapuluh tahun. Baginya ini merupakan beban yang teramat berat dan membuat ia merasa tidak normal. Karena teman-temannya yang normal pada umumnya hanya menyangga satu kepala paling lama lima tahun, bahkan ada yang hanya satu dua tahun, malah ada juga yang sesudah dua tiga bulan sudah berganti kepala.

Penyair kita ini sudah menghubungi Tuhan ribuan kali melalui salat, wirit dan tarikat, demi memperoleh kejelasan resmi mengenai keanehan ini. Bahkan sebelum itu sudah ia datangi beratus-ratus dukun, kiai dan kantor ikatan cendekiawan, namun tidak seorangpun sanggup memberinya jawaban yang memuaskan hati. Tuhan sendiri sepertinya terlalu bersabar menyimpan teka-teki ini, bahkan sesekali ia merasakan Tuhan seakan-akan bersikap ogah-ogahan terhadap masalah ini.

Matahari selalu terbit dan tetumbuhan tak pernah berhenti mengembang, tapi itu hanya menambah ketegasan perasaan penyair kita bahwa sesungguhnya yang berlangsung hanyalah kemandegan. Ayam berkokok tiap menjelang pagi, kemudian manusia bangun dan tidak melakukan apa-apa untuk mengubah kebosanan yang sedemikian merajalela. Alam semesta ini sendiri begitu patuh menggantikan siangnya dengan malam dan menggilirkan malamnya dengan siang, tapi manusia hanya sibuk memproduksi ungkapan yang berbeda untuk kenyataan yang sama, manusia habis waktu dan tenaganya untuk mengulangi kebodohan dan keterperosokan yang sama, meskipun mereka membungkusnya dengan perlambang-perlambang baru sambil ia meyakin-yakinkan dirinya atas perlambang itu.

"Ya, Allah", seru penyair kita ini pada suatu malam yang sunyi, "patahkan leherku agar kepalaku menggelinding ke dalam parit, kemudian persiapkan kepala yang baru yang bisa membuatku hidup kembali !".

Bisa dipastikan Tuhan mendengar doa itu, tetapi siapa yang menjamin bahwa Ia bakal mengabulkannya? Bukankah penyair itu sendiri yang dulu meminta kepalanya yang ini untuk menggantikan kepala yang sebelumnya. Apa jawab penyair kita ini seandainya Tuhan mengucapkan argumentasi begini : "Bagaimana mungkin kuganti kepalamu, sedangkan kepala-kepala lain di tanganKu belum punya pengalaman sama sekali untuk bertindak sebagai kepala ? Bukankah untuk menjadi kepala, segumpal kepala harus memiliki pengalaman sebagai kepala sekurang-kurangnya lima tahun ?".

Penyair kita sangat-sangat menyesal kenapa makhluk Tuhan harus hidup dengan syarat mempunyai kepala. Pada mulanya ia hanya badan saja, badan bulat yang seluruh sisi-sisinya sama. Tapi kemudian karena ia kawatir akan disangka sederajat dengan buah kelapa, maka ia memohon kepada Tuhan serta mengupayakan sendiri pengadaan kepala, lantas kaki dan tangan.

Tetapi ternyata inilah sumber utama malapetaka hidupnya. Pada mulanya kepala itu berendah hati dan patuh kepadanya, karena pada dasarnya kepala itu memang tidak pernah ada seandainya ia tidak meminta kepada Tuhan dan mengadakannya.

Kesalahan pertama yang dilakukan oleh penyair ini adalah meletakkan kepala di bagian atas dari badannya, sehingga badannya itu dengan sendirinya kalah tinggi dibanding kepalanya, dan dengan demikian menjadi bawahannya. Hari-haripun berlalu, sampai pada suatu saat ia menyadari bahwa sang kepala ternyata telah mengambil alih hampir semua perannya. Misalnya soal berpikir, sekarang telah dimonopoli oleh kepala. Apa yang harus ia lakukan, kemana harus melangkah, apa yang boleh dan tidak boleh, ditentukan oleh kepala. Ia sendiri dilarang berpikir karena segala gagasan telah disediakan oleh kepala, sedemikian rupa sehingga ia bukan saja tak boleh berpikir, tapi lama kelamaan ia juga menjadi tidak mampu lagi berpikir.

Dulu ia membayangkan, tangan akan menggenggam fulpen atau senapan, jari-jari hendak mengelupas buah nanas atau menyogoki lubang hidung, dialah yang berhak menentukan. Tapi ternyata ketika ada makanan, yang memerintahkan tangan untuk mengambilnya adalah kepala, kemudia diberikannya kepada mulut yang menjadi aparat sang kepala, sedangkan badannya hanya menampung makanan itu, tanpa ikut mengunyah dan merasakan nikmatnya.

Juga ia yakin bahwa apakah kakinya akan melompati sungai atau dipakai untuk menjungkir badan, dialah yang merancang dan memutuskannya. Tapi sekarang segala sesuatunya menjadi jelas bahwa hak itu telah diambil alih oleh kepala, dan ketika ia mempertanyakan hal itu, tiba-tiba saja tangannya yang memegang pentungan menggebugnya, dan kakinya yang bersatu tebal keras menendangnya.

"Wahai Tuhan, pengasuh badan yang menderita", guman penyair kita dengan nada yang penuh kecengengan, "jikapun tanganMu terlalu suci sehingga jijik untuk berurusan dengan segala yang kotor dalam kehidupan hamba-hambaMu, tolonglah Engkau berkorban sekali ini saja, sentuhlah kepalaku, pegang ia dan cabut dariku, kemudian kuusulkan langsung saja dirikanlah kerajaanMu dan Engkau sajalah yang mulai sekarang bertindak sebagai kepalaku".

EMHA AINUN NADJIB
1994

DARI KUMPULAN PUISI "DOA MOHON KUTUKAN"
( RISALAH GUSTI - 1995 )

Puisi Rendra Yang Terakhir

Aku lemas
Tapi berdaya
Aku tidak sambat rasa sakit
atau gatal

Aku pengin makan tajin
Aku tidak pernah sesak nafas
Tapi tubuhku tidak memuaskan
untuk punya posisi yang ideal dan wajar

Aku pengin membersihkan tubuhku
dari racun kimiawi

Aku ingin kembali pada jalan alam
Aku ingin meningkatkan pengabdian
kepada Allah

Tuhan, aku cinta padamu

Rendra
31 July 2009
Mitra Keluarga

Catatan :

Meski dalam keadaan sakit, WS Rendra tetap mencipta puisi. Puisi Di Atas merupakan puisi terakhir Rendra dibuat saat diopname di RS Mitra Keluarga Depok pada 31 Juli 2009 (bukan di RS Harapan Kita seperti diberitakan sebelumnya) . Berikut isi lengkap puisi terakhirnya:

Sumber : www.poskota.co.id

Jumat, 18 September 2009

Puisi-Puisi Chairil Anwar

Di bawah ini adalah kumpulan Puisi Karya Chairil Anwar
Semoga Menambah khasanah keilmuan kita.
Selamat Menikmati.






KRAWANG-BEKASI

Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.

Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa

Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir

Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi

(1948)
Brawidjaja,
Jilid 7, No 16,
1957


PRAJURIT JAGA MALAM

Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya
kepastian
ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu......
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu !

(1948)
Siasat,
Th III, No. 96
1949


MALAM

Mulai kelam
belum buntu malam
kami masih berjaga
--Thermopylae?-
- jagal tidak dikenal ? -
tapi nanti
sebelum siang membentang
kami sudah tenggelam hilang

Zaman Baru,
No. 11-12
20-30 Agustus 1957


DIPONEGORO

Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api

Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.

MAJU

Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.

Sekali berarti
Sudah itu mati.

MAJU

Bagimu Negeri
Menyediakan api.

Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai



Maju
Serbu
Serang
Terjang

(Februari 1943)
Budaya,
Th III, No. 8
Agustus 1954



PERSETUJUAN DENGAN BUNG KARNO

Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengan bicaramu
dipanggang diatas apimu, digarami lautmu
Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945
Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku sekarang api aku sekarang laut

Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh

(1948)

Liberty,
Jilid 7, No 297,
1954



AKU

Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi

Maret 1943



PENERIMAAN

Kalau kau mau kuterima kau kembali
Dengan sepenuh hati

Aku masih tetap sendiri

Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi

Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani

Kalau kau mau kuterima kembali
Untukku sendiri tapi

Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.

Maret 1943



HAMPA


Sepi di luar. Sepi menekan mendesak.
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak. Sepi memagut,
Tak satu kuasa melepas-renggut
Segala menanti. Menanti. Menanti.
Sepi.
Tambah ini menanti jadi mencekik
Memberat-mencekung punda
Sampai binasa segala. Belum apa-apa
Udara bertuba. Setan bertempik
Ini sepi terus ada. Dan menanti.



DOA

kepada pemeluk teguh

Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu

Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh

cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku

aku hilang bentuk
remuk

Tuhanku

aku mengembara di negeri asing

Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling

13 November 1943


SAJAK PUTIH

Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda

Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku

Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah...


SENJA DI PELABUHAN KECIL


Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap

1946


CINTAKU JAUH DI PULAU

Cintaku jauh di pulau,
gadis manis, sekarang iseng sendiri

Perahu melancar, bulan memancar,
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar.
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak 'kan sampai padanya.

Di air yang tenang, di angin mendayu,
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:
"Tujukan perahu ke pangkuanku saja,"

Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh!
Perahu yang bersama 'kan merapuh!
Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!

Manisku jauh di pulau,
kalau 'ku mati, dia mati iseng sendiri.

1946



MALAM DI PEGUNUNGAN

Aku berpikir: Bulan inikah yang membikin dingin,
Jadi pucat rumah dan kaku pohonan?
Sekali ini aku terlalu sangat dapat jawab kepingin:
Eh, ada bocah cilik main kejaran dengan bayangan!

1947


YANG TERAMPAS DAN YANG PUTUS

kelam dan angin lalu mempesiang diriku,
menggigir juga ruang di mana dia yang kuingin,
malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu

di Karet, di Karet (daerahku y.a.d) sampai juga deru dingin

aku berbenah dalam kamar, dalam diriku jika kau datang
dan aku bisa lagi lepaskan kisah baru padamu;
tapi kini hanya tangan yang bergerak lantang

tubuhku diam dan sendiri, cerita dan peristiwa berlalu beku

1949


DERAI DERAI CEMARA

cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam

aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini

hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah

1949



Puisi Cinta Khalil Gibran

SYUKUR
Bangun di fajar subuh dengan hati seringan awan
Mensyukuri hari baru penuh sinar kecintaan
Istirahat di terik siang merenungkan puncak getaran cinta
Pulang di kala senja dengan syukur penuh di rongga dada
Kemudian terlena dengan doa bagi yang tercinta dalam sanubari
Dan sebuah nyanyian kesyukuran terpahat di bibir senyuman

:+: Kahlil Gibran :+:

SUARA PENYAIR

Berkah amal soleh tumbuh subur dalam ladang hatiku.
Aku akan menuai gandum dan membahagikannya pada mereka yang lapar.
Jiwaku menyuburkan ladang anggur yang kuperas buahnya dan kuberikan sarinya pada mereka yang kehausan.
Syurga telah mengisi pelitaku dengan minyaknya dan akan kuletakkan di jendela.
Agar musafir berkelana di gelap malam menemui jalannya.
Kulakukan semua itu kerana mereka adalah diriku.
Andaikan nasib membelenggu tanganku dan aku tak bisa lagi menuruti hati nuraniku, maka yang tertinggal dalam hasratku hanyalah : Mati!
Aku seorang penyair, apabila aku tak bisa memberi, akupun tak mau menerima apa-apa.

:+: Khalil Gibran :+:

PANDANGAN PERTAMA

Itulah saat yang memisahkan aroma kehidupan dari kesedarannya.
Itulah percikan api pertama yang menyalakan wilayah-wilayah jiwa.
Itulah nada magis pertama yang dipetik dari dawai-dawai perak hati manusia.
Itulah saat sekilas yang menyampaikan pada telinga jiwa tentang risalah hari-hari yang telah berlalu dan mengungkapkan karya kesedaran yang dilakukan malam, menjadikan mata jernih melihat kenikmatan di dunia dan menjadikan misteri-misteri keabadian di dunia ini hadir.

Itulah benih yang ditaburan oleh Ishtar, dewi cinta, dari suatu tempat yang tinggi.
Mata mereka menaburkan benih di dalam ladang hati, perasaan memeliharanya, dan jiwa membawanya kepada buah-buahan.
Pandangan pertama kekasih adalah seperti roh yang bergerak di permukaan air mengalir menuju syurga dan bumi. Pandangan pertama dari sahabat kehidupan menggemakan kata-kata Tuhan, "Jadilah, maka terjadilah ia"

:+: Khalil Gibran :+:

Sumbar : http://www.geocities.com/

Bentuk-Bentuk Unik Nan Menawan Kereta Tercepat Di Dunia

Kereta Tercepat Di Dunia Tidak Menyentuh Rel

MagLev adalah singkatan dari Magnetically Levitated trains yang terjemahan bebasnya adalah kereta api yang mengambang secara magnetis. ...


JR-Maglev MLX01, Yamanashi, Jepang

JR-Maglev. Kereta api tercepat dunia dengan kecepatan resmi, 581 km/jam (2003, Guiness World Record). Kereta api super cepat Jepang ini tidak berjalan pada relnya, tapi melayang, diatas relnya setinggi 10 cm.


Kereta Maglev sebenarnya tidak pernah menyentuh relnya pada saat berjalan. Sistem superconduktor-nya membuat kereta melayang diatas permukaan rel. Kereta buatan Siemens-Alstrom melayang 1cm (0,39 in) diatas rel. Kereta Jepang Shinkansen melayang 10 cm (3,9 in) diatas relnya. Shinkansen menggunakan rodanya hingga mencapai kecepatan 100 km/jam (62 mph) sebelum dia benar-benar melayang. Pada kecepatan tertentu, helium encer yang sangat dingin digunakan untuk meminimalkan kehilangan energi pada bidang maknit. Sedangkan jenis yang dibuat di Eropa menggunakan maknit biasa, tetapi membuatnya lebih cepat melayang.



Kereta ini telah menggunakan teknologi Magnetic Levitation (Maglev), jadi melayang diatas rel dengan magnet berkekuatan tinggi. Dengan tidak adanya gesekan dengan rel ini menyebabkan kecepatan setinggi itu bisa dicapai. Selain itu juga suara di dalamnya juga jadi sangat tenang. Kereta ini bisa menempuh jarak Jakarta - Surabaya paling lama 120 menit saja. (Itu aja pake istirahat ngopi dulu.. (hehe)

Jarak Jakarta Surabaya sekitar 800 km. Dengan kereta Argo ditempuh dalam waktu sekitar 15 jam dengan kecepatan maksimal 100 km/jam (plus berhenti).
-----------------------------------------------------
Artikel Yang Masih Berhubungan :

Kereta Tercepat Perancis TGV : 574.8m/jam


TGV (Train à Grande Vitesse, High speed train) kereta rel konvensional dari Perancis ini mampu menembus top speed 574.8 km/h. Beda tipis ama saingannya Shinkansen dari Jepang dengan rel magnet yang mampu menembus top speed 581 km/h
Sumber : solocybercity.wordpress.com


Rasanya tidak salah jika saya menjuluki negara Prancis adalah negara yang memiliki ego yang cukup tinggi dalam urusan transportasi. Pasalnya untuk urusan angkutan darat saja, negeri ini memiliki angkutan umum yang lumayan komplit, dan beberapa termasuk tercepat/tertinggi di dunia, sebut saja seperti jembatan tertinggi dunia , Almarhum pesawat Concorde, dan yang terakhir TGV !

Pemerintah negeri ini tak saja cukup menyediakan angkutan bawah tanah (baca:metro/RER) yang bahkan menembus hingga beberapa tingkatan dalam tanah. Negeri inipun juga menyediakan tramway sampai bus dengan pelbagai ukuran, baik ukuran sedang maupun panjang. Dan, itu belum lagi terhitung entah berapa jumlah taksi yang berseliweran, yang siap mengangkut penumpang jam berapapun yang dimau. Apakah sudah lengkap semua itu? Oooh tentu saja tidak!

Masih dalam urusan angkutan darat, hari ini merupakan hari yang bersejarah bagi perkeretaapian Prancis. Pasalnya, negeri pemilik negeri Eiffel ini baru saja merilis tepatnya meresmikan pemakaian kereta tercepat dunia TGV (Train à Grande Vitesse) tepat hari ini!!! Kereta tercepat dunia berkekuatan 320km/jam ini hanya beroperasi untuk jurusan Strasbourg, Prancis Utara. Sebenarnya sebelum ini, di Jepang telah ada kereta tercepat dunia, namun tidak dioperasikan untuk umum.

Adalah jawatan perkeretaapian Prancis (SNCF) dan perusahaan pakar pembuatan metro "ALSTOM" yang membidani lahirnya kereta yang nilainya alamaak tak tanggung-tangung sebesar 66 RIBU milyar rupiah!! Biaya yang selangit itu hasil urung rembuk antara pihak SNCF, pemerintah dan pihak swasta. Dengan biaya "gila" itu, jarak temput antara Paris-Strasbourg yang semula 4 jam, kini dapat digapai menjadi 2 jam 20 menit. TGV tercepat yang beroperasi per harinya sebanyak 25 kali ini dapat diakses di dua tempat, di Gare de l'est dan di bandara Roissy Charles de Gaule. Namun, khusus di bandara, TGV hanya beroperasi tiga kali per hari. Harga tiket untuk kelas satu, PP, senilai 224 euros, sedangakan kelas dua, PP senilai 142 euros. Harga tersebut dapat berubah sesuai dengan waktu keberangkatan.

Sumber :sikrit.multiply.com

-----------------------------------------------------
Artikel Yang Masih Berhubungan :

Kereta Tercepat Di Dunia

Di Bawah ini terdapat beberapa kereta yang memiliki bentuk unik dan menarik. Yang tak kalah penting adalah kereta-kereta ini merupakan kereta tercepat di Dunia. Saking cepatnya kereta ini tidak menyentuh rel saat melaju.

1· Tokaido Shinkansen – Japan
Menempuh Rute
Tokyo-Nagoya-Kyoto-Osaka route. Kereta ini memiliki kecepatan 201km/h.



JR-Maglev MLX01 – Japan
Kereta ini memiliki kecepatan
581km/h.



3. Shanghai Maglev Train – China



Build by german technology, this train can reach the speed of 430km/h and can take the passanger from pudong international airport to Longyang Road Station in the center of the city for only 8 minutes

Korean Train Express (KTX) – South Korea



In 2004 south korea is become the second countries in asia beside japan which build the high speed train line that connect several main city. KTX Technology adopt TGV technology (High speed train from france)

5.Taiwan High Speed Rail – Taiwan



After delayed for several years, finally Taiwan High Speed Rail launched on 5 january 2008, this train are built based on Japanesse Shinkansen Technology, this train are cutting the travel time from Taipei to Kaoshiung from the previous 4 hours into 90 minutes.

Train a Grande Vitesse (TGV) – France



Launched in early 80's. TGV served the route from Lyon and Paris, after gather a success, the route was added to another city in france even the other countries. this train are developed by Alstom SA - The second biggest train factory in the world. and break the speed record for 515km/h for conventional wheel train

InterCity Express (ICE) – Germany



In the early of 90's german launch this train for serve Hannover, Wurzburg, Mannheim, and Stuttgart route, this train are developed by Siemens and can reach speed of 280km/h

8.Transrapid – Germany



Germany also made a Maglev train that can reach 550km/h speed but unfortunately on september 2006 the accident happen to those train near to Lathen city and kills 23 people

9.Direttissima – Italy



Finally italy launched Direttissima train to serve the route from rome and florensia with the speed of 254km/h


10· Eurostar – Great britain



This train start operating in 1994 and serve route from london to france and belgia(across underwater channel strain tunnel) travel time from london to paris consume 2hours and 35 minutes with this train.

That's all about the fastest train, and i hope this post can add your knowledge.. oh yeah please don't forget to read the world's most luxurious caravan.

Sumber : worldmustbecrazy.blogspot.com

-----------------------------------------------------
Artikel Yang Masih Berhubungan :

Rabu, 16 September 2009

Koleksi Puisi Cinta 6 - Rindu

Rindu

Saat kutapaki jalan itu
Seakan kusadari ada dirimu
Berjalan disampingku, Bisu ...

Saat kutatap langit biru
Kubayangkan angan dan mimpiku
Untuk selalu bertemu denganmu

Saat kudengar sebuah lagu
Kuinginkan nada dan irama musikmu
Kau dendangkan hanya untukku

Saat kumasuki tidur malamku
Kumimpikan kau dan aku menyatu
Lalu ingin kukatakan ;
" Kasih ... Aku Rindu ... "
Sumber :http://nietnote23.tripod.com/

Judul Puisi Cinta Lainnya :

Lihat Juga Koleksi Puisi Cinta Seri 7.

Koleksi Puisi Cinta 6 - Andai Hilang

ANDAI HILANG

*Jika kelak nafasku terhenti,
Padamu duhai sahabat
Nyalakanlah lentera di atas makamku
dan kenanglah diriku yg tak
pernah sanggup menerangi langkahmu…

*Kenanglah diriku,
yg slalu menjadi penghalau di
setiap kesenanganmu…

*Jika kelak nafasku terhenti,
Padamu Ibunda kumohon jangan
tangisi diriku,
sbab tlah cukup air mata yg
Kau teteskan semenjak aku
dalam rahimmu yg suci dan
saat ku terlahir tanpa
Ayahanda disisi,
kurasa tlah cukup derita
itu jauh ku bawa pergi,
dan bila di hadapan Ilahi
sedia kubersaksi…

*Jika kelak nafasku terhenti,
Padamu Kekasih taburkanlah
puisi diatas makamku..
Biarlah jiwa puisi
bersama jiwaku setia
menemani jasadku di
liang lahat yg sunyi ini…
Biarkan jiwa puisi bersama
jiwaku menangisi jasadku yg
tak pernah berarti,
Ketika di permukan bumi
Ia di caci kini dalam perut
bumi Ia masih di benci…

*Oh Tuhanku Ilahi Rabbi…
Dari semua nikmat
yg Engkau beri,
Nikmat manakah yg harus
kusyukuri ?
Kata-Mu;
“Hidup ini bagaikan pedati”
tapi mengapa duka yg
kualami tak pernah berganti…
Dengan jasad yg tak pernah
berarti dan jiwa yg slalu
di sakiti,, Hingga mungkin,
di akhirat nanti ku terbakar
segala api,
Andai hilang semua keyakinan
di hati

Sumber : http://www.anggrekbiru.com/

Judul Puisi Cinta Lainnya :

Lihat Juga Koleksi Puisi Cinta Seri 7.

Koleksi Puisi Cinta 6 - Indahnya Memiliki Kamu

Indahnya Memiliki Kamu

Adakalanya aku termenung mengingat masa-masa indah kita
Aku sepertinya menemukan sebuah titik dari ujung perjalananku selama ini
Diantara serpihan hati yang sempat bertebaran
Aku justru merasakan dirimulah yang pertama kali membuat jantung ini berdetak
Pertama kali aku tergila gila untuk terus mengejar diri kamu
Pertama kali pula begitu aku membanggakan dirimu disetiap bait kata yang aku buat.

Cinta yang terjalin menghapuskan keraguan selama ini
Kuciptakan bait aroma sebuah rasa
Dari rasa perbedaan yang ingin kita satukan
Selalu terucap aku sayang kamu dan aku cinta kamu
Terkadang ada desiran ucapan Ingin memiliki kamu selamanya

Diantara kesempurnaan cinta yang terjalin
Aku selalu bisa dan ada tatkala dirimu membutuhkan aku
Walau terkadang sekejap aku merasa pria yang dikungkung
Dikungkung belenggu cintamu…tapi aku tahu
Cintamu bukanlah sebuah penjara hati
Tapi cintamu adalah kunci semua harapan yang aku impikan
Sebuah harapan untuk mengunci hati ini dari hati yang lainnya

Karena kini aku adalah milikmu untuk sekarang dan selamanya

Sumber : http://bungaliani.wordpress.com/

Judul Puisi Cinta Lainnya :

Lihat Juga Koleksi Puisi Cinta Seri 7.

Koleksi Puisi Cinta 6 - Cinta Terhalang Matahari

CINTA TERHALANG MATAHARI

Ada sebuah kisah cinta
yang terungkap tanpa kata-kata
yang terlahir dari hati,
karena cinta ?
adalah bahasa isyarat tentang hati…

Meski jauh dipisahkan pulau
tapi rasa telah menyatu membelai nurani ‘tuk slalu merindu…

Jauh dipisahkan pulau
tapi cinta seakan memahat diruang makhligai angan-angan…

Jauh terasa,
kisah cinta yang melangkah dari episod-episod kehidupan
hingga sumpah dan janji terukir tanpa terpikir
bila jodoh hanya kepunyaan Sang Chalik…

Dua sejoli anak Adam dan Hawa
kini dalam bakhtera cinta tanpa dan kemudi,
dan seketika badai diutus Sang Chalik
s’bagai penguji,
datang menghadang bakhtera cinta mereka
lalu bakhtera cinta terombang ambing tanpa restu Orang Tua
hingga dayung hati yang patah entah salah siapa ???

Dua sejoli anak Adam dan Hawa
masih dalam bakhtera cinta tanpa keyakinan
menangis dan mengemis dikaki langit
tapi Sang Chalik sepertinya pelit…
menangis dan mengemis dikaki langit
namun takdir tlah mengalir
cinta mereka bagai langit dan bumi
yang kini Terhalang Matahari.

http://www.anggrekbiru.com/

Judul Puisi Cinta Lainnya :

Lihat Juga Koleksi Puisi Cinta Seri 7.

Koleksi Puisi Cinta 6 - Pesan Buatmu Kekasih

Pesan Buatmu Kekasih

Di sini telah ku tulis
Berjuta-juta kesaksian
Tentang kita dan sketsa perjalanan
Namun cerita selalu tak pernah sempurna
Karena jarak terlalu jauh
'Tuk di tempuh oleh anganan kita

Dan angananku telah kutitipkan padamu
Agar rindu itu 'kan menyatu
Dalam kenyataan dan bukan khayalan
Serta angananku belaka

Nurani didinding hati hampir retak
Dekaplah aku yang erat
Agar kita tak terpisahkan
Hanya karena khayalan dan anganan
" Pesan Buatmu Kekasih "

Di sini telah ku tulis
Berjuta-juta kesaksian
Tentang kita dan sketsa perjalanan
Namun cerita selalu tak pernah sempurna
Karena jarak terlalu jauh
'Tuk di tempuh oleh anganan kita

Dan angananku telah kutitipkan padamu
Agar rindu itu 'kan menyatu
Dalam kenyataan dan bukan khayalan
Serta angananku belaka

Nurani didinding hati hampir retak
Dekaplah aku yang erat
Agar kita tak terpisahkan
Hanya karena khayalan dan anganan
Sumber : http://nietnote23.tripod.com/

Judul Puisi Cinta Lainnya :

Lihat Juga Koleksi Puisi Cinta Seri 7.

Musikalisasi Puisi 5

Musik dalam Puisi: Irama, Rima dan Ragam Bunyi Sebagai Unsur Musik dalam Puisi

Satu konvensi dalam menulis puisi yang diikuti penyair adalah kemampuan untuk membangun unsur musik dalam karyanya itu, dalam hal ini irama. Ini sering terlupakan oleh kita dalam kegiatan musikalisasi puisi, bahwa puisi sendiri telah memiliki unsur musik.

Penyair ketika menyusun kata-kata dalam puisinya akan memperhitungkan irama, agar suasana dan makna puisi tersebut dapat tercapai. Tanpa harus mengatakan suasana apa dalam puisi, tetapi dengan mengatur komposisi kata-kata, maka puisi akan dapat membangun suasana.

Menyusun rima salah satunya, adalah satu kegiatan untuk mengatur fisik puisi agar tercipta irama. Kita mengenal dalam puisi ada rima akhir, rima awal, ada asonansi (runtun bunyi-bunyi vokal) dan ada aliterasi (runtun bunyi-bunyi konsonan). Penggunaan kata-kata onomatope juga berfungsi untuk membangun suasana musikal pada puisi. Selain itu ada juga bunyi cachoponi dan euphony yang berfungsi membentuk suasana musikal pada puisi.

Dari penjelaskan di atas, maka selain sama-sama memiliki teks, kesamaan dasar antara puisi dan lagu, yakni sama-sama memiliki unsur musik.. Perbedaannya terletak pada materi dasar pembentukan musik itu. Jika musik pada puisi dibentuk oleh kata dan komposisi kata, maka musik pada lagu dibentuk oleh nada dan melodi.

Tulisan ini cukup panjang sehingga dibagi menjadi bebebrapa bagian yang meliputi :
Artikel yang masih berhubungan :
Dapatkan puluhan contoh puisi termasuk puisi cinta.

Musikalisasi Puisi 6

Hakikat Puisi adalah Pembacaan; Keterbatasan Musikalisasi Puisi

Puisi tercipta untuk dibaca, karenanya membaca dan puisi bagai dua sisi keping mata uang. Pembacaan diperlukan karena puisi mengandung sistem kode yang rumit dan kompleks. Ada kode bahasa, kode budaya dan kode sastra. Untuk memahami sebuah puisi, maka pengetahuan akan ketiga kode ini sangat diperlukan.

Musikalisasi puisi pun harus beranjak dari konsep pembacaan ini. Pembacaan yang diintegrasikan dengan nada dan melodi dapat memperkuat suasana puisi, memperjelas makna dan ikut membantu membentuk karakter puisi itu sendiri. Karena itu, dalam kegiatannya, jangan memaksakan totalitas puisi menjadi lagu, jika memang dapat merusak, bahkan menghancurkan puisi itu sendiri.
Banyak bagian puisi hanya akan kuat kalau dibacakan, yang justru akan hancur kalau dilagukan. Misalnya tempo dan negasi.

Tempo dalam puisi berfungsi untuk mendapat efek, dan negasi (saat diam) berfungsi untuk menciptakan suasana kontemplatif, sugestif dan aperseptif dalam sebuah puisi. Dalam pembacaan puisi, negasi juga bisa membantu seorang pembaca untuk improvisasi, jika mengalami “habis napas”. Dalam satu bait puisi dapat dimungkinkan terdapat beberapa tempo yang berbeda, dan bisa terjadi beberapa kali perubahan negasi.

Sementara pada lagu, negasi tidak ada. Persamaan istilah yang mungkin mendekati adalah kadens. Pada lagu kadens adalah jeda antara satu frase dengan frase berikutnya, bait satu ke bait berikutnya, atau saat menuju refrain dan fading. Sedangkan tempo pada lagu dikandung oleh satu konstruksi bait, yang ditentukan kecepatan gerak pulsa dalam tiap-tiap notasi. Namun, keseluruhan lagu tersebut dapat pula lebih dahulu ditentukan temponya, seperti adanya istilah-istilah forte, piano forte, allegro, adagia dan sebagainya.

Tempo dan kadens pada lagu umumnya bersifat permanen dan telah ditentukan sebelumnya oleh pencipta lagu tersebut. Sedangkan, tempo dan negasi pada puisi dipengaruhi oleh dua hal, pertama suasana asli puisi dan kedua ditentukan oleh situasi apresiasi.

Tempo dan negasi adalah dua ciri khas membaca puisi yang sulit untuk dilagukan. Jika pun dipaksa untuk dilagkan, maka dapat terjadi disharmoni irama lagu itu sendiri. Karena itu, dalam kegiatan musikalisasi puisi, bait dan bagian-bagiannya atau beberapa larik dalam bait jika memiliki tempo dan negasi yang ketat, maka pada bagian ini disarankan untuk tetap dibacakan, tidak dilagukan. (Sebagai modifikasinya dan improvisasi, pada bagian ini diisi saja dengan bunyi alat musik).

Selain tempo dan negasi, enjambemen puisi merupakan hambatan tersendiri dalam musikalisasi puisi. Enjambemen adalah pemenggalan baris dan hubungan antara baris. Dengan adanya enjambemen ini, maka pemenggalan baris-baris puisi oleh penyairnya menentukan makna puisi. Banyak puisi yang secara tipografik tidak menggunakan tanda baca atau tidak mengenal huruf kapital, hingga menjadi kesulitan tersendiri dalam menentukan enjambemen suatu puisi. Suatu tindakan yang sangat tidak apresiatif, jika kita mengorbankan enjambemen sebuah puisi, atau tidak mengindahkannya dalam kegiatan musikalisasi puisi, demi harmonisasi irama lagu.

Puisi harus tetap puisi. Musikalisasi puisi harus tetap menghormati puisi sebagai teks sastra, tidak bertujuan mengubahnya sebagai teks lagu. Puisi dasarnya tidak ditujukan sebagai teks lagu, maka banyak puisi memiliki peluang yang kecil untuk dapat dilagukan. Teks puisi diciptakan oleh penyairnya pada hakikatnya adalah untuk dibaca, sedangkan teks lagu dibuat memang dengan tujuan untuk dilagukan.

Tan Lio Ie menyatakan, jangan menjadikan puisi subordinat dalam musikalisasi puisi. Pernyataan benar, karena banyak keterbatasan dalam memusikalisasikan puisi. Jangan mengorbankan puisi demi menjadi lagu, walaupun menjadi lagu yang baik sekalipun, namun merusak puisi itu.

Tulisan ini cukup panjang sehingga dibagi menjadi bebebrapa bagian yang meliputi :
Artikel yang masih berhubungan :
Dapatkan puluhan contoh puisi termasuk puisi cinta.

Musikalisasi Puisi 7

MENYUSUN ULANG KONVENSI DI SEKITAR MUSIKALISASI PUISI

Membaca Puisi Diiringi Alat Musik Bukan Musikalisasi Puisi
Pemikiran ini mungkin tidak bisa begitu dipaksakan. Dalam Materi Pelatihan Bahasa dan Sastra Indonesia Kurikulum Berbasis Kompetensi dijelaskan, bahwa kegiatan membaca puisi diiringi alat musik termasuk kegiatan musikalisasi puisi. Penjelasan ini, bagi para juri atau panitia lomba musikalisasi puisi, harus dipertimbangkan, agar tidak bersikukuh mengatakan membaca puisi diiringi alat musik bukan musikalisasi puisi.

Namun teta diperhatikan, bahwaalat musik tersebut tidak hanya sekedar mengiringi pembacaan puisi belaka, yang mungkin membuat puisi cuma jadi semakin enak dinikmati. Fredy Arsi, pemimpin Sanggar Matahari yang bekerja sama dengan Pusat Bahasa telah mengeluarkan album musikalisasi puisi, menyarankan agar musik atau alat musik di sini harus mampu berintegrasi dengan puisi, di mana musik yang dipergunakan memang diaransemen atau diimprovisasikan untuk dapat mengikuti irama dan musik yang ada pada puisi dan semakin memperjelas suasana puisi.

Tulisan ini cukup panjang sehingga dibagi menjadi bebebrapa bagian yang meliputi :
Artikel yang masih berhubungan :
Dapatkan puluhan contoh puisi termasuk puisi cinta.

Musikalisasi Puisi 8

Lagu-lagu Ebiet G. Ade sebagai Contoh

Lagu-lagu Ebiet G. Ade sering dijadikan contoh sebagai hasil musikalisasi puisi. Ini jelas kurang tepat dan kurang dapat dipertanggungjawabkan. Kita lupa, bahwa Ebiet G. Ade tidak mencipta puisi, tetapi dia memang mencipta lagu. Ebiet G. Ade tidak dapat dianggap sebagai penyair, dia adalah pencipta lagu dan penyanyi. Belum pernah ada, misalnya antologi puisi-puisi Ebiet G. Ade.

Benar, sebagian lagu-lagu yang dibawakan oleh Bimbo adalah hasil musikalisasi puisi, sebut saja lagu “Salju”, puisinya Wing Kardjo, “Balada Sekeping Taman Surga”, “Sajadah” atau “Rindu Kami Padamu Ya Rasul” merupakan puisi-puisi Taufik Ismail. Benar pula ada lagu-lagu Iwan Fals berangkat dari musikalisasi puisi, seperti “Kantata Takwa” dan “Sang Petualang” dan “Paman Doblang” adalah puisi-puisi Rendra, di mana dalam lagu ini kita mendengar Rendra membaca puisi, sementara lagu “Belajar Menghargai Hak Azasi Kawan” adalah musikalisasi puisi mbelingnya Remi Sylado. Sementara “Perahu Retak” karya Taufik Ismail dimusikalisasikan oleh Franky Sahilatua.

Benar pula, lagu-lagu Ebiet G. Ade sebagaimana juga lagu-lagu Leo Kristi, Ulli Sigar Rusady, Franky dan Jane, lagu-lagu Gombloh 1970-an dan juga sebagian lagu-lagu Katon Bagaskara memiliki kata-kata yang puitik, tetapi itu semua bukan puisi. Itu semua adalah lagu! Bahkan, banyak lagu-lagu puitik tersebut tidak begitu berhasil ketika dibacakan atau dideklamasikan, karena memang struktur dasarnya adalah untuk dilagukan, bukan dibaca.

Artikel yang masih berhubungan :
Dapatkan puluhan contoh puisi termasuk puisi cinta.

Musikalisasi Puisi 9

Monotonitas Irama

Irama pada puisi yang dilagukan umumnya cenderung monoton. Produksi nada umumnya adalah staccato, dengan nada-nada pendek dan terputus-putus. Ini tidak saatnya lagi. Jangan ragu melagukan puisi dalam irama rock atau dangdut sekalipun, jika memang teks puisi memiliki peluang untuk itu.

Penutup; Solusi Akhir
Musikalisasi puisi sendiri hingga hari ini belumlah merupakan sebuah alat atau metode apresiasi karya sastra. Dia sebagaimana juga dramatisasi puisi merupakan kegiatan yang bersifat kreatif dan inovatof, sebagai ungkapan kita dalam mengeksresikan sebuah karya sastra secara bebas. Sebagai perbandingan, parafrase puisi pada awal-awalnya pun adalah sebuah teknik kreatif untuk memahami puisi, namun saat ini telah diterima sebagai metode atau teknik apresiasi yang fixed.

Namun, dalam sebuah kegiatan khusus, dalam lomba misalnya, perbedaan ini akan jadi konflik jika tidak terjembatani.

Dalam lomba musikalisasi puisi, perbedaan persepsi tentang musikalisasi wajib dipahami oleh panitia atau penyelenggara lomba, sehingga tidak total menyerahkannya saja kepada otoritas dewan juri, yang tentu memiliki persepsi sendiri apa itu musikalisasi puisi. Penentuan kriteria yang jelas tentang konsep musikalisasi puisi yang dipakai dapat meminimalisasikan konflik yang akan timbul. Penjelasan ini dapat dilakukan dalam pertemuan-teknis yang dilakukan beberapa hari menjelang lomba.

Jangan memberikan kesempatan kepada peserta lomba untuk menafsir kriteria lomba! Fakta, selain kriteria tertulis sendiri yang sering kabur dan multi-tafsir, bahwa dalam pertemuan-teknis (technical meeting) sebelum lomba, lazim yang dilakukan oleh panitia hanyalah penentuan nomor urut tampil, langka ditemui dalam pertemuan teknis, panitia beserta dewan juri memberikan penjelasan tentang kriteria yang akan dipergunakan.

KEPUSTAKAAN
Aminuddin. 1991. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru.
Depdiknas. 2005. Materi Pelatihan Terintegrasi Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Depdiknas.
http://www.jurnalnasional.com/artikel/.... sjifa amori: bukan lirik konvensional.
http://www.minggupagi.com/print.php?sid=93970.... sri wintala ahmad: festival musik puisi lagi untuk 2005? siapa penyelenggaranya?
Jamalus dan Hamzah Busroh. 1992. Pendidikan Kesenian. Jakarta: Depdikbud, Dirjen Dikti, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Nurhadi (ed.). 1987. Kapita Selekta Kajian Bahasa, Sastra dan Pengajarannya. Malang: IKIP Malang.
Selden, Raman. 1991. Panduan Pembaca Teori Sastra Masa Kini. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Soewandi, Emong. 2007. Menuju Proses Kreativitas Penyair Bengkulu. Makalah untuk Simposium Sastra Sumatera, Desember 2007, Pekanbaru – Riau.
(Sumber: www.puitika.net (Raidu Sajjid 07.06.2008)

Tulisan ini cukup panjang sehingga dibagi menjadi bebebrapa bagian yang meliputi :
Artikel yang masih berhubungan :
Dapatkan puluhan contoh puisi termasuk puisi cinta.

Musikalisasi Puisi 1

MENCOBA MEMAHAMI MUSIKALISASI PUISI

Tulisan ini sebelumnya berangkat dari makalah dengan judul yang sama, yang disajikan oleh Emong Soewandi pada Seminar Sastra dalam rangka memperingati Hari Chairil Anwar di Universitas Bengkulu, 28 April lalu. Diturunkan kembali di sini dengan beberapa penyesuaian sistematika untuk artikel.

Emong Soewandi adalah Pegiat Seni di Teater Petak Rumbia Bengkulu dan Guru SMP di Kepahiang. (Sumber: www.puitika.net (Raidu Sajjid 07.06.2008)

Tulisan ini cukup panjang sehingga dibagi menjadi bebebrapa bagian yang meliputi :

Artikel yang masih berhubungan :
Dapatkan puluhan contoh puisi termasuk puisi cinta.

Musikalisasi Puisi 2

Musikalisasi Puisi; Definisi yang Tak-Terdefinisikan

Apa itu musikalisasi telah menimbulkan suasana konflik pengertian atasnya di Bengkulu. Beberapa waktu yang lalu, saya mendengar dan menerima langsung keluhan beberapa kawan-kawan dan guru-guru, yang berangkat dari ketidakpuasan mereka atas lomba-lomba musikalisasi puisi yang diselenggarakan. Ketidakpuasaan yang kemudian menciptakan konflik ini terjadi, karena adanya perbedaan tentang pengertian musikalisasi puisi antara mereka/peserta dengan dewan juri/panitia.

Realitanya, belum ada definisi musikalisasi puisi yang mutakhir. Bahkan dalam banyak buku-teks sastra tidak mengenal, apalagi pembahasannya tentang musikalisasi puisi. Selain itu, istilah musikalisasi puisi sendiri pun belum disepakati secara umum. Ada beberapa seniman atau sastrawan yang menolak istilah itu. Musikalisasi puisi dipandang sebagai istilah yang kurang tepat dan rancu.

Dari kondisi ini, maka dapat saja setiap individu memberikan pengertian yang berbeda-beda tentang konsep musikalisasi puisi. Beberapa situasi pemahaman atas musikalisasi adalah sebagai berikut:
• bahwa dalam musikalisasi puisi tidak boleh ada orang membaca puisi, jika ada pembacaan puisi, maka itu bukan musikalisasi puisi;
• bahwa dalam musikalisasi puisi boleh saja ada orang membaca puisi, sebab tidak semua kata-kata dalam puisi bisa dimusikalisasikan;
• bahwa orang membaca puisi diiringi alat musik bukan musikalisasi puisi; dan
• bahwa orang membaca puisi diiringi alat musik juga merupakan kegiatan musikalisasi puisi

Tulisan ini cukup panjang sehingga dibagi menjadi bebebrapa bagian yang meliputi :

Artikel yang masih berhubungan :
Dapatkan puluhan contoh puisi termasuk puisi cinta.

Musikalisasi Puisi 3

Mengapa musikalisasi puisi tidak terdefinisikan? Dan mengapa pula istilah itu sering ditolak?

Pertama, bahwa secara etimologi musikalisasi puisi merupakan dua konstruksi yang hampir identik, yakni musik dan puisi. Puisi telah memiliki musik tersendiri (akan dijelaskan kelak), maka mengapa pula lagi harus dimusikalisasikan dengan memberikan unsur musik kepada puisi. Imam Budi Santosa pernah mengusulkan istilah musik puisi, yang tekanannya pada kolaborasi musik dan puisi. Sementara dalam musikalisasi puisi, puisi yang memiliki aturan-aturan dan kaidah-kaidah sendiri dipandang harus tunduk menjadi objek, yang bisa diperlakukan apa saja dalam proses itu.

Kedua, musikalisasi puisi merupakan kegiatan yang bersifat kreatif. Kreatif, artinya gagasan memusikalisasikan puisi didasari oleh dan dari keinginan-keinginan individual bersifat subyektif yang bertujuan untuk kepuasan pribadi. Puisi, selain sebagai karya sastra yang harus diinterpretasikan, juga dapat menjadi medium kreativitas. Sama seperti dramatisasi puisi, yang juga merupakan kegiatan kreatif. Dan ketiga, karena bersifat kreatif, maka musikalisasi puisi pun tidak memiliki kategori-kategori, batasan, atau aturan-aturan yang bersifat mengikat.

Tulisan ini cukup panjang sehingga dibagi menjadi bebebrapa bagian yang meliputi :

Artikel yang masih berhubungan :
Dapatkan puluhan contoh puisi termasuk puisi cinta.

Musikalisasi Puisi 4

Pengertian Musik; Musik Tidak Identik dengan Lagu

Musik (music) sering dipahami sama dengan lagu (song). Berangkat dari pengertian inilah, maka musikalisasi puisi sering terjerumus pada anggapan mengubah sebuah puisi menjadi lagu. Ini jelas kurang tepat, karena musik tidak identik dengan lagu.

Musik yang berasal dari bahasa Inggris, music, (apa padanannya dalam bahasa Indonesia?) secara sederhana memiliki pengertian berirama, suatu susunan bunyi-bunyi bernada yang membentuk sebuah irama tertentu yang harmoni. Sementara pengertian lagu (dari bahasa Arab; al laghwu) lebih ditujukan pada suatu teks yang dengan sengaja dan sadar dinotasikan dengan nada-nada tertentu dan dibentuk oleh melodi.

Tanpa lagu pun sebuah konstruksi musik pun tetap dapat terbangun. Simponi klasik misalnya, secara umum tidak memiliki teks. Demikian juga instrumentalia ala Kitaro, Kenny G., atau Francis Goya sebagian besar juga tidak memiliki teks. Selain itu ada juga nyanyian, seperti nasyid, choral, al chapella, rubaiyah, syair atau gending, yakni lagu yang mengandalkan kemampuan musik alami manusia dan tidak memerlukan alat musik pengiring.

Tulisan ini cukup panjang sehingga dibagi menjadi bebebrapa bagian yang meliputi :
Artikel yang masih berhubungan :
Dapatkan puluhan contoh puisi termasuk puisi cinta.